Laporan reporter Tribunnews.com, Hendra Gunawan-TRIBUNNEWS.COM, Jakarta-Demi keamanan, saat bertransaksi melalui e-commerce, e-banking atau transaksi online lainnya, kita perlu memasukkan kode OTP atau one time password.
OTP digunakan untuk melindungi pemilik akun dari masalah seperti pencurian dan penyalahgunaan akun.
Baca: Untuk mencegah pencurian data di smartphone, Kominfo akan mengubah sistem OTP. Pemilik akun. Namun kini, beberapa e-commerce dan bank nasional melakukan pembajakan untuk mengirimkan kode OTP melalui platform top (OTT) seperti Telegram, Line dan Whatsapp. Perusahaan atau bank nasional yang ingin mentransfer kode OTP dari SMS ke pesan instan OTT harus bisa menjelaskan alasannya kepada publik.
Jika alasannya karena pertimbangan keamanan, ada kesan bahwa para profesional e-commerce atau perbankan tidak mempercayai platform SMS yang disediakan oleh operator telekomunikasi. Pasalnya, beberapa waktu lalu, salah satu operator melakukan tindak pidana SIM Swap-Ruby mengaku layanan pesan instan OTT tidak ada intervensi operator. Padahal, secara teori, OTP yang diberikan oleh sektor e-commerce atau perbankan langsung sampai ke pengguna.

Tetapi yang harus dikhawatirkan adalah banyak peretas atau situasi kontrol akun Whatsapp yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka yang tidak bertanggung jawab menggunakan aplikasi tertentu akan dapat menguasai Whatsapp dengan mudah.
“Jika alasan bank tidak mempercayai pihak ketiga karena masalah SIM SWAP kemarin, belum tentu alasan keamanan. Sangat cocok untuk migrasi SMS yang dikirim OTP ke pesan instan OTT.
Leave a Reply