TRIBUNNWS.COM-Selama pandemi Covid-19, pekerja migran Indonesia atau TKI kembali dari Malaysia melalui laut ke dua lokasi, Pelabuhan Telok Nibon pada Senin (27/4) dan Rabu (29) ) Pelabuhan Pula Pulau Bintan / 4).

Kepala Kantor Pabean Teluk Nibung mengatakan: “Total 122 pekerja migran dipulangkan dari Port Klang, Malaysia dengan feri dari Pelabuhan Teluk Nibung di Tanjungbalai, dan kemudian pergi ke Kabupaten Batubara “. , Saya Wayan Sapta Dharma.

Dia menjelaskan bahwa kembalinya pekerja migran ini telah menarik perhatian khusus dari pemerintah Batubara, pemerintah kota Tanjung Barai dan agen terkait dari Pelabuhan Telok Nibon. Selain itu, para pihak sebelumnya telah mengoordinasikan dan mensimulasikan prosedur untuk pengembalian pekerja migran.

Dalam implementasinya, semua lembaga terkait Bea Cukai Teluk Nibung dan Pelabuhan Nibung, serta kelompok kerja Covid-19, masing-masing melakukan tugas dan fungsi perjanjian pencegahan Covid-19. Nibung Bay Customs terus hadir untuk memberikan layanan dan pengawasan untuk inspeksi transportasi bagasi dan penumpang.

“Saya akan terus menggunakan bus batubara Pemda untuk membawa 122 pekerja migran kembali ke Kabupaten Batubara dan mengisolasi mereka,” lanjut I Wayan.

Selanjutnya, mengawasi pemulangan 240 pekerja migran dari Malaysia di Bea Cukai Tanjung Pinang di Pelabuhan Sri Bintan Pura di Tanjung Pinang, Rabu (29/4) lalu.

240 Malaysia Malaysia kembali dari Malaysia dengan transportasi laut, termasuk feri MV Marina Syahputra 1 dan feri MV Citra Indah 99, yang dijadwalkan tiba pada waktu setempat Pelabuhan Pula di Pulau Sri Bintan pukul 1:00 siang.

Menurut hukum dan peraturan yang berlaku, siapa pun yang memasuki Indonesia harus diperiksa oleh petugas pajak bea cukai dan konsumsi. Tentu saja, dalam hal pencegahan yang tepat terhadap prosedur Covid-19, petugas bea cukai dan pajak konsumsi Tanjung Pinang melakukan inspeksi dengan alat pelindung diri (APD).

Mr. Syahirul Alim, Direktur Jenderal Bea Cukai Tanjungpinang, mengatakan bahwa untuk ini, Bea Cukai Tanjungpinang telah disiapkan untuk setiap pengawasan dan layanan di bawah berbagai kondisi, sambil memperhatikan keselamatan setiap karyawan. Syahirul berharap bahwa semua perjanjian pencegahan Covid-19 akan dilaksanakan dengan memecat pekerja migran, bahwa para pejabat dapat menghentikan penyebaran virus, dan bahwa semua pekerja migran akan dapat kembali ke rumah dengan keluarga yang sehat. (*)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *