TRIBUNNEWS.COM-Padmoyo Tri Wikanto, Kepala Dinas Pabean Provinsi Jawa Tengah dan Kanwil (Kanwil) Provinsi Jawa Tengah, turut serta dalam kelompok diskusi online (FGD) yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada Senin 31/08 membahas pemulihan ekonomi negara. Tema rencana tersebut adalah “Analisis Estimasi Ekonomi Jawa Tengah dan Harapan untuk Triwulan III dan IV Tahun 2020”.

Selain Kepala Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Pajak Bea dan Konsumsi Daerah DIY, FGD juga menghadirkan pejabat dari Provinsi Jawa Tengah, lembaga Kementerian Keuangan dan akademisi.

Menurut Padmoyo, tujuan dari FGD ini adalah untuk memperkenalkan Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Biro Kebijakan Fiskal, Hidayat Amir, Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB UGM, Mudrajad Kuncoro, FEB Unika Soegijapranata dan Profesor Andreas. Lako dan perwakilan Bank Dunia Adri Poesoro bertindak sebagai konsultan untuk menganalisis langkah-langkah strategis yang perlu dilaksanakan pada kuartal ketiga dan keempat untuk tumbuh dan keluar dari kesulitan.

“P Andemi telah memukul sektor ekonomi dengan sangat keras. Dia berkata:” Hal ini tercermin dari penurunan tajam dalam kinerja ekonomi, gangguan konsumsi, terhambatnya investasi, kontraksi impor dan ekspor, dan penurunan tajam dalam pertumbuhan ekonomi.

Juru bicara FGD dan Kepala BKF Hidayat Amir Macroeconomic Policy Center juga menyatakan bahwa karena pembatasan politik yang ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19, pertumbuhan ekonomi nasional menyusut. Bahkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mengalami tingkat kontraksi yang lebih dalam yaitu -5,3%.

“Perekonomian Jawa Tengah memiliki potensi untuk tumbuh yang didukung oleh sektor ekonomi. Kegiatan di industri pengolahan. Selain itu, sebelum pandemi Covid-19, kondisi perekonomian Jawa Tengah secara keseluruhan relatif baik, dengan beberapa indikator yang terus membaik, seperti penurunan inflasi, penurunan angka kemiskinan, dan pengangguran. – Amir juga menjelaskan bahwa Provinsi Jawa Tengah terpantau dengan baik dari tahun 2015 hingga 2019, dan pencapaian investasi rata-rata mencapai 100% dari target tetap.

“Selain itu, Provinsi Jawa Tengah saat ini menikmati bonus demografi dan komposisi usia produksinya. Mencapai 67%. Total populasi. Amir menjelaskan, ini merupakan angkatan kerja sebanyak 15,5 juta orang.

Menanggapi pengenalan Hidayat Amir pada situasi ekonomi Jawa Tengah, Padmoyo menyampaikan bahwa bea cukai dan pajak konsumsi telah disiapkan untuk memfasilitasi ekspor dan pada akhirnya dapat memulihkan Indonesia Situasi ekonomi. Ia juga berbicara tentang kinerja ekspor Jawa Tengah.

Secara global, dalam penyebaran wabah Covid-19, ekspor Jawa Tengah meningkat 4,62% ​​(year-on-year). Tahun) (QI 2020). Bahan baku tekstil dan produk tekstil merupakan penyumbang terbesar ekspor nonmigas, mencapai 45,8%, diikuti oleh furnitur dan kayu (19%), dan produk kimia (2%). Padmoyo mengatakan: “Sebagai salah satu penggerak rantai impor dan ekspor Indonesia, bea cukai dan pajak konsumsi terus berupaya memberikan kinerja terbaik untuk mendukung pemulihan ekonomi negara.” (*)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *